Satu Prinsip Syariah Dalam Bisnis Anda

Banyak yang tak sadar apa yang menjadi tujuan utama ketika seseorang bekerja atau mencari nafkah.

Seorang penarik beca, maaf, dengan sederhananya berharap sekali membawa penumpang maka ia paling tidak bisa membawa uang untuk makan siangnya hari itu, jika dua kali untuk beli beras keluarganya, jika dapat tiga kali menarik maka ia bisa bisa membelikan lauknya lebih bergizi buat keluarganya.

Tetapi, apakah ia sadar ketika ia misalnya membawa seorang asing ia telah menipunya. Jika ia biasa mengutip tarif yg sama dari alun-alun Bandung ke Jl Naripan seharga rp. 10.ooo kepada seorang pribumi, maka ia tidak sadar ia telah menipu seorang asing dengan men-chargenya sebesar Rp. 50.000,00

Orang akan berkata mungkin sah-sah saja atas transaksi itu. Abang becak juga akan bergumam, bule kan banyak uangnya…wajar saja ia membayar sebesar itu. Dan bule pun mungkin tidak sadar bahwa ia telah membayar harga yg tidak wajar itu.

Apakah abang becak itu dibolehkan melakukan itu secara syariah?

Dalam prinsip umum ekonomi syariah, yang utama dalam transaksi adalah rela sama rela antara pelaku. Sepanjang mereka rela untuk transaksi itu maka transaksi itu adalah sah. Pada saat bertawar harga, bule mungkin telah rela dengan harga Rp. 50ribu untuk jarak yang sedekat itu.

Akan tetapi ada prinsip lain yang mungkin lupa. Pada saat itu, mr Bule mungkin ia tidak tahu harga yang wajar. Tetapi jika ia tahu bahwa ia telah “dikadalin” harga sekali naik beca, maka ia akan merasa tertipu..Ia telah didzalimi.. Dalam prinsip islam, ia telah melanggar prinsip unknown to one party.

Maka dalam Islam, seseorang pelaku ia tidak boleh mengelabui lawan bisnisnya dengan ketidaktahuan lawan bisnisnya. Bule itu, meski ia tidak tahu tarif beca, ia tidak boleh dzalimi dgn harga yg tidak wajar.

So, abang Becak itu tentu tidak berkah dalam bisnis tarik becanya meski ia telah lelah mengayuh dengan tenaga dan keringat bercucuran serta terik matahari. Jika ia tahu tentang ini, tentu ia tidak akan berlaku adil atas tarifnya kepada siapapun..Dan Allah tentu akan melipatgandakan hartanya, dengan memberikannya harta yg tidak disangka-sangka.

Bukan hanya abang becak ini. Mungkin anda seorang dokter, penjual obat, penjual tiket, atau pedagang kue surabi pun…maka anda terikat prinsip Islam yang ini..

Maka, jika siapapun mempunyai tujuan bahwa bekerja, berbisnis hanya untuk menyambung hidup maka ia jauh dari keberkahan itu. Bisa jadi segala cara akan dilakukan untuk mencapai goal-nya itu. Tetapi, jika kita faham tentang apa saja yang boleh dan apa saja yng dilarang maka bisnisnya akan lancar insya Allah.

Sukses untuk setiap bisnis dan ikhtiar anda…semoga Allah memberikan keberkahan..amin

Wassalam

Iwan Mulyana